WATERFLO

infopaytren.com

Halaman

Selasa, 22 Januari 2013

Belajar dengan Televisi

Banyak orangtua yang merasa cemas jika anaknya mulai menggemari acara televisi ketimbang belajar. Namun, beberapa ahli berpendapat bahwa tontonan televisi dapat memberikan beberapa keuntungan. Program-program atau acara yang ada pada televisi dapat dijadikan sebagai media untuk mengembangkan serta memotivasi cara berpikir kritis, memotivasi menulis, membaca, dan memacu anak lebih kreatif.

Namun, jangan biarkan anak melihat televisi secara pasif tanpa di damping oleh orangtuanya. Partisipasi orang tua sangat dibutuhkan untuk mendorong anak ke arah yang lebih baik.

Berapa lama menonton televisi

Durasi anak menonton televisi sangat dipengaruhi oleh kebijakan dari orangtua. Di Amerika, televisi dianggap sangat berperan, sehingga dalam sehari anak pra sekolah melihat televisi selama 3 jam dan anak sekolah dasar selama 5 jam.

Yale Family Television Research  melakukan sebuah penelitian yang menemukan bahwa pengaruh orangtua dalam durasi menonton. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh jenis acara yang ditonton anak. Bagi anak-anak yang sering melihat tayangan atau program fantasi kekerasan akan cenderung kurang kooperatif, kurang imajinatif, angka IQ yang kurang, dan kurang pandai dalam berinteraksi.

Bagi anak-anak yang menggemari film kartun, mereka akan cenderung kurang antusias dalam belajar. Pada umumnya, pecandu televisi akan terlihat lebih gelisah dan menunjukkan masalah di sekolah.

Sedangkan anak-anak yang sedikit menonton televisi, akan cenderung lebih suka dalam berpartisipasi pada aktivitas-aktivitas, dan mudah bergaul dengan lingkungan sekitar.

Peraturan orangtua

Wajar saja jika sering terjadi perdebatan antara anggota keluarga tentang jadwal dan waktu dalam menonton televisi. Yang paling penting adalah konsistensi orangtua dalam menerapkan aturan tentang jadwal menonton televisi. Aturan yang dibuat keluarga umumnya dapat diterima anak jika anak-anak diberi beberapa kegiatan yang sifatnya konstruktif. Aturan yang dibuat harus di taati oleh seluruh anggota keluarga, tak terkecuali para pembantu dan pengasuh yang ada di rumah. Ingatkan mereka jika melanggar aturan yang dibuat keluarga.

Diskusikan kekerasan

Perlu dibangun diskusi yang baik untuk menanggapi adegan-adegan yang sifatnya adegan kekerasan. menurut para peneliti, orangtua serta pendidik bahwa tayangan kekerasan yang di lihat di televisi menjadi penjadi penyebab terjadinya tindakan kekerasan dalam lingkungan masyarakat.

Peran orangtua sangat diperlukan untuk menengahi atau mengurangi dampak kekerasan tersebut. Anak perlu diberikan pengertian bahwa aktor yang bermain dalam film hanyalah pura-pura saja. Dan jelaskan juga pada anak bahwa aktor tersebut sudah terlatih untuk dapat saling menghindar.

Terkait dengan polisi yang menembak di dalam film, katakan pada anak bahwa kejadian itu tidak akan terjadi dalam kehidupan nyata. Konflik serta masalah yang terjadi di dalam film tidak harus diselesaikan dengan cara kekerasan. Pada kenyataannya seorang polisi yang mengeluarkan tembakan dapat dibawa dan diadili di pengadilan. Hidupkanlah suatu diskusi yang positif dengan anak untuk menanggapi adegan kekerasan dalam televisi.

Cara kerja televisi

Tokoh-tokoh yang terdapat dalam film diyakini oleh anak-anak sebagai tokoh yang nyata. Tokoh tersebut diyakini masuk televisi melalui tembok atau stop kontak.

Di sini peran orangtua dibutuhkan untuk menjelaskan pada anak tentang proses pembuatan film. Penjelasannya pun akan sedikit teknis, jadi orangtua juga harus sedikit memahami atau menguasai cara pembuatan suatu film atau program. Penjelasan yang sederhana dapat dilakukan dengan menjelaskan tentang nama peran, sutradara, dan lain-lainnya kenapa harus selalu ada dalam sebuah film. 

Senin, 21 Januari 2013

Psikologi Perkembangan Anak Didik

Karakter setiap manusia sangatlah beragam dan kepribadian setiap individu juga berbeda-beda. Atas dasar inilah guru diwajibkan memiliki pemahaman yang baik tentang psikologi perkembangan anak didik. Pemahaman karakter ini sangat diperlukan untuk berinteraksi dengan anak didiknya.

Keberhasilan dalam proses kependidikan sangat dipengaruhi oleh pemahaman  terhadap perkembangan psikologi. Pemahaman yang baik mengenai psikologi perkembangan sangat membantu guru untuk menyikapi setiap ada perubahan tingkah laku pada anak didik.

Menurut seorang Filsuf Amerika, George Santayana, “Anak-anak berada di wilayah yang berbeda. Mereka adalah bagian dari satu generasi dan punya cara sendiri untuk merasakan sesuatu hal.” Apakah mempelajari dan memahami perkembangan anak itu perlu? Kenapa perkembangan anak harus kita pelajari? Di dalam kehidupan, fase yang paling penting adalah masa anak-anak.

Perkembangan merupakan pola perubahan kognitif, biologis, dan sosio emosional yang berawal sejak lahir dan berlanjut terus sepanjang hidup. Perkembangan biasanya disamakan dengan pertumbuhan walaupun pada akhirnya akan terjadi penurunan atau kematian.

Antara pendidikan dan perkembangan anak didik harus disesuaikan, maksudnya pengajaran yang diberikan pada anak didik harus dilakukan dalam tingkatan yang terlalu tegang, terlalu sulit, menjemukan dan terlalu mudah. Semisal, pendidikan yang diberikan untuk anak TK dengan anak SD harus berbeda, begitu juga pendidikan antara anak SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa juga harus berbeda. Pola yang terjadi pada perkembangan anak sangatlah kompleks sehingga perkembangan dapat dideskripsikan sesuai dengan periodenya.

Ada beberapa proses yang terjadi pada perkembangan anak, diantaranya:

1. Proses Biologis

Perubahan yang terjadi pada tubuh anak. Dalam hal ini, warisan genetik mempunyai peran yang penting. Pada proses ini akan terjadi perkembangan tinggi badan, berat, otak, perubahan kemampuan bergerak, serta perubahan hormon dalam masa puber.

2. Proses Kognitif

Perubahan yang terjadi pada pola pikir, bahasa, dan kecerdasan anak. Dalam proses akan terjadi perkembangan kemampuan anak untuk memecahkan masalah matematika, mengingat puisi, merencanakan ide kreatif, dan menyusun kalimat untuk berkomunikasi.

3. Proses Sosio Emosional

Dalam tahapan ini akan terjadi perubahan emosi, perubahan hubungan anak dalam bersosialisasi, dan perubahan kepribadian. Perkembanga sosio emosional dapat tercermin dari perilaku seperti perkelahian anak, rasa senang yang di alami remaja ketika memperoleh nilai baik, dan ketegasan anak perempuan. Menurut seorang penyair dari Amerika, Marianne Moore, bahwa pikiran merupakan “Sesuatu yang bernyanyi.” 

Minggu, 20 Januari 2013

Menjadi Guru Favorit

Guru merupakan seseorang yang akan menentukan jaya atau runtuhnya suatu negara atau bangsa dan peradaban manusia. Guru berperan mencerdaskan kehidupan bangsa, seorang anak yang pada mulanya tidak mengetahui apapun dapat dibuat menjadi pribadi yang jenius. Guru yang baik adalah guru yang mampu melahirkan pribadi yang unggul. Guru diharapkan mampu memberantas kebodohan dan mampu menerapkan kearifan, sehingga anak didik akan mampu memahami apa arti dan tujuan kehidupan dan jati diri manusia.

Guru harus mampu mengemban dan menjalankan amanah yang sangat luar biasa itu, namun tidak semua guru dapat mengembannya. Banyak yang mengkaitkan bahwa istilah guru diambil dari “digugu” dan “ditiru”, ya memang benar bahwa seorang guru harus mampu menjadi teladan yang baik untuk anak didiknya. Namun pada kenyataannya masih banyak guru yang jauh dari porsi tersebut, baik dilihat dari IQ atau Kecerdasab Intelegensia, EQ atau Kecerdasan Emosional, SQ atau Kecerdasan Spiritual.

Guru adalah seorang pahlawan, dan banyak yang menganggap bahwa kepribadian seorang guru seperti malaikat atau para nabi. Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang adalah rasa semangat yang tinggi untuk terus berjuang. Yang jadi masalah adalah banyak guru yang tidak memahami tentang fungsi, dan perannya sebagai agen pengubah.

Berikut ini ada beberapa hal yang sekiranya dapat dijadikan cermin untuk mengubah pribadi seorang guru menjadi pribadi yang digemari atau favorit:

1. Sabar

Menurut Richard Sprecher, guru dari Montgomery Country, Maryland, bahwa “Hal yang paling indah tentang mengajar adalah bahwa semakin banyak kita memberi, maka semakin banyak pula yang akan kita peroleh kembali”.

Sabar adalah dasar yang harus melekat dalam kehidupan manusia. Sabar juga dapat dijadikan sebagai kompas yang akan mengarahkan kita pada jalan yang lurus. Hilangnya rasa sabar akan mengurangi keimanan seseorang. Kondisi inilah yang harus dimiliki oleh seorang guru. Karakterisitik anak didik sangat beragam, ada yang tekun, rajin, memperhatikan ketika proses belajar mengajar berlangsung, usil, malas belajar dan tidak memperhatikan materi yang sedang disampaikan oleh guru.

Keadaan tersebut harus dapat disikapi dengan baik oleh guru, hal ini tentu saja membutuhkan kesabaran yang lebih. Dengan kesabaran akan membantu seorang guru untuk selalu dapat bersikap dan bertutur kata yang baik.

2. Menjadi Sahabat

Menurut Donna Fisher, guru dari Rockwall, Texas, “Ilmuwan mendapatkan penghargaan setelah menemukan sesuatu. Jenis penghargaan yang saya dapatkan adalah jika saya telah menjangkau seorang anak atau jika saya telah membantu mereka untuk mengerti. Tidak ada penghargaan lain yang bisa melebihi itu.” Guru yang baik adalah guru yang mampu menjadi seorang sahabat bagi anak didiknya.

3. Konsisten serta Komitmen dalam Bersikap

Menurut Jay Sommer, guru dari New York, “Ketika kita dapat membagi hal-hal yang kita ketahui, kita akan merasakan sesuatu yang luar biasa. Saya sendiri dulu merasa begitu haus akan pengetahuan sehingga sekarang saya tidak ingin ada satu anak pun yang tetap kehausan.”

Guru dapat dikatakan berhasil jika, ia mampu konsisten dan komitmen dengan tindakan serta perilakunya. Keteladan dapat berujung pada hal-hal yang positif jika diimbangi dengan konsistensi. Contohnya, seorang guru yang mengajarkan bersikap jujur pada anak didiknya tapi guru tersebut tidak mampu menerapkannya.

4. Menjadi Pendengar dan Penengah

Guru yang baik adalah guru yang mau menjadi pendengar atas keluhan-keluhan, saran, dan kemarahan anak didik, walaupun terkadang kata-kata yang keluar adalah kata-kata yang kurang baik. Semua guru harus mempunyai kemampuan menjadi pendengar yang baik bagi anak didiknya.

Guru juga harus mampu menunjukkan sikap netralitas terhadap siswanya. Guru harus menjadi penengah dalam menyelesaikan semua perasalahan yang dialami oleh anak didiknya dengan adil dan obyektif.

5. Visioner dan Misioner

Proses belajar mengajar harus didukung dengan visi dan misi yang baik. Visi dan misi adalah senjata yang sangat tajam. Dengan visi dan misi dapat mengarahkan anak yang terlihat bandel, namun pada kenyataannya anak tersebut adalah anak yang pandai, kreatif dan cerdas.

Dengan visi yang bagus dari seorang guru akan membuatnya memberikan sebuah penghargaan terhadap siswanya. Misi seorang guru dalam hal mendidik adalah mampu memompa rasa semangat anak supaya mampu mengembangkan segenap bakat dan potensi yang dimiliki.